Translate

Wednesday, 25 February 2015

BIODATA ICON :)))

Kali ini kami ada satu cerita yang menarik untuk pembaca dan cerita ini adalah cerita benar dan cerita ini tentang seorang qari mesir yang hebat dan masyhur

SELAMAT MEMBACA !!!

NAMA   = SHEIKH MAHMOUD ALI AL-BANNA
BIODATA
Ustadz Mahmud Ali Al-Banna lahir di desa Syabrabash yang terletak di Manufiah pada tanggal 17 Desember 1926 M. Ia hidup berkembang di dalam pelukan suasana desa yang serba alami dan tradisional. Suasana ini sangat memiliki peran penting dalam membentuk sebuah masyarakat petani yang ingin memiliki kehidupan mulia yang dilandasi dengan usaha keras dan mengucurkan keringat.  
Mahmud Ali al-Banna adalah seorang qari Al-Quran termasyhur di Mesir dengan suaranya yang lunak dan mahir dalam ilmu tarannum.Beliau disanjungi dan dihormati pada abad itu seperti mutiara yang sentiasa digilap agar kemilauan ilmunya dapat menerangi permikiran masyarakat akan keindahan ilmu Al-Quran yang sering di abaikan dan semakin dibekukan dalam permikiran masyarakat sama ada dari segi politik dan cara hidup.Padahal perkara inilah yang perlu dititik beratkan oleh semua penduduk manusia kerana ilmu ini yang dilakukan sepanjang hidup junjungan kita Nabi Muhammad S.A.W iaitu mendidik akhlak kita dan menyusun tatacara hidup kita dengan kitab suci Al-Quran dan perkara ini juga telah dinyatakan bahawasanya akhlak baginda adalah Al-Quran,inilah yang patut di contohi oleh masyarakat pada era ini.
Ketika Haji Ali memiliki seorang putra yang serupa dengan putra-putra surga, ia memahami sebuah nikmat dan karunia yang telah dianugerahkan oleh Allah SWT kepada dirinya. Kerana ia melihat sebuah kewibawaan dan kemuliaan dalam diri putra kecilnya sebagai pertanda bahwa Ia telah memilihnya untuk menghafal Al Quran-Nya. Ia memberinya nama Mahmud (terpuji), salah satu nama Rasulullah SAWW.Kedatangannya membawa barokah bagi keluarganya. Dengan kedatangannya segala kebaikan dan semangat untuk hidup tercurahkan kepada keluarga bahagia tersebut. Ayahnya tidak pernah lengah dalam membantunya untuk menghafalkan Al Quran. Karena ia menginginkan putranya termasuk salah seorang penghafal Al Quran yang berhasil. Oleh karena itu, setelah putranya beranjak dewasa, ia mendaftarkannya di “Al-Maktab” yang dibimbing oleh Ustadz Musa di desa Syabrabash. Ia sangat ketat dalam mendidik dan mengajarkan Tajwid dan menghafal Al Quran kepada murid-muridnya. Khusunya terhadap Mahmud yang tampak melebihi teman-teman sebayanya dalam menguasai Al Quran, baik dalam mengucapkan huruf-huruf Arab dari tempatnya mahupun dalam cara bicaranya sehari-hari. Di samping itu, ia juga memiliki kecerdasan yang luar biasa dan selalu melaksanakan latihan rutin setiap hari yang menyebabkan Ustadz Musa mengakui keahliannya dalam bidang Al Quran. Pada saat itu umurnya baru 6 tahun.
Ia bercerita tentang dirinya dan “Al-Maktab” tempatnya belajar Al Quran: “Aku sangat menyenangi apa yang kupelajari pada hari itu. Aku tidak pernah tidur malam kecuali setelah menghafalkan bahgian yang harus kuhafalkan di depan Ustaz esok harinya. Dan setelah menghafalnya bahagian itu, aku masih mengulangi hafalan yang pernah kuhafal sebelumnya sehingga aku dapat menghafalkan kedua bahagian tersebut dengan baik.
Ia melanjutkan ceritanya: “Ayahku pergi ke kota Syabin Alkum untuk menyelesaikan urusan birokrasi supaya aku dapat masuk ke sebuah madrasah di sana yang pada waktu itu berada di bawah pengawasan Universiti Al-Azhar. Akan tetapi, salah seorang sahabatnya menyarankan kepadanya untuk mendaftarkanku ke Madrasah Minsyawi yang berada di kota Thantha dan menerima langsung orang-orang yang sudah hafal Al Quran. Akhirnya, ayahku membawaku ke kota Thantha dan mendaftarkanku di Madrasah Minsyawi padahal usiaku masih sangat  kecil. Yang membuatku betah berdomisli di Thantha adalah sambutan masyarakat luas yang bersedia untuk mendengarkan suaraku membaca Al Quran.
Aku mengikuti cara dan alunan bacaan Sheikh Rif’at. Kadang-kadang aku juga mendapat undangan untuk membaca qira`ah dalam rangka merayakan peringatan-peringatan tertentu yang diadakan di masjid Ahmadi. Pada masa itu aku dikenal sebagai anak yang luar biasa.Ini kerana aku dapat menirukan gaya dan alunan bacaan yang dimiliki oleh para qari` kaliber dunia, seperti Sheikh Muhammad Rif’at, Sheikh Muhammad Salamah, Sheikh Abdul Fattah Asy-Sya’sya’i, dan Sheikh Muhammad As-Sa’udi. Jika mereka memintaku untuk membaca Al Quran sesuai dengan gaya yang dimiliki salah seorang qari` kaliber dunia, aku tidak pernah menolak. Aku pun malah bersemangat untuk melaksanakan hal itu ketika ratusan orang hadir mendengarkan suaraku. Waktu itu usiaku baru 12 tahun”.
Di Madrasah Minsyawi,Sheikh Mahmud Ali Al-Banna sudah dikenal di kalangan para pelajar. Para guru dan pelajar yang ada di situ sangat suka mendengarkan suaranya.
Ada juga yang berpendapat bahawa Sheikh Mahmoud berkata ia bercerita: “Ustadz Husein Mu’awwadh sangat ketat mendidik murid-muridnya. Suatu hari, aku membaca qira`ah dengan sedikit malas. Ia mengancamku untuk memukul dengan kayu yang ada di tangannya. Aku duduk dan para pelajar duduk mengeliliku. Akhirnya, aku baru sedar bahawa mereka telah pergi dan tidak ada seorang pun di situ kecuali aku sendirian. Ia berkata kepadaku: “Jangan takut, teruskan!” Di akhir tahun, Ustadz Husein dan Muhriz berkata kepadaku: “Mahmud, kamu harus pergi ke Madrasah Ahmadi di Thantha dan belajarlah aneka ragam bacaan Al Quran supaya engkau menjadi seorang qari` yang terkenal dan bisa masuk ke radio. Karena kamu memiliki kemampuan yang cukup untuk itu”. Akhirnya, aku pergi ke Madrasah Ahmadi dan belajar aneka ragam bacaan Al Quran di hadapan Ustadz Muhammad Salam yang sangat memperhatikan murid-muridnya. Sebelum menerima murid, ia mengadakan tes masuk terlebih dahulu yang meliputi hafalan Al Quran, Tajwid, cara pengucapan huruf-huruf Arab, pengenalan makhraj huruf-huruf Arab, kejituan dalam mengucapkannya dan kerapian penampilan. Jika semua syarat-syarat di atas dapat dipenuhi, maka ia akan diterima”.
Setelah belajar di Madrasah Ahmadi selama 2 tahun. Setelah mempelajari Ulumul Quran dan 10 jenis bacaan Al Quran dari Sheikh Muhammad Salam, ia pindah ke Kairo yang dikenal sebagai kota ilmu dan ulama`. Sheikh Mahmoud Ali Al-Banna bercerita: “Melalui perantara sebahagian sahabat, aku memulakan kegiatan qira`ah di beberapa daerah terletak di kota Syabrabash, Kairo. Sejak itu, masyarakat sudah mulai mengenalku dan undangan-undangan berlimpah datang kepadaku untuk mengisi acara-acara peringatan keagamaan dari para peniaga Kairo sebagai pihak yang mengadakan acara. Mereka juga bersaing dalam memilih para qari` yang hendak diundang”.
Pada tahun 1946 M. Ustadz Mahmud Al-Banna berkenalan dengan seorang muzikal yang sangat berkaliber dunia. Ia adalah Sheikh Darwisy Hariri. Ia banyak membantu Ustadz Al-Banna dalam memasukkan unsur-unsur muzik ke dalam qira`ahnya.
Pertama kali Ustadz Mahmud Al-Banna membacakan qira`ah di radio pada tahun 1948 ketika ia masih berusia 22 tahun. Acara ini disiarkan secara langsung.

PENCAPAIAN QARI SHEIKH MAHMOUD ALI AL-BANNA
Ustadz Mahmud Al-Banna selama empat puluh tahun mengadakan kunjungan ke berbagai negara di dunia. Ia telah berkunjung ke seluruh benua yang ada di dunia ini, khususnya pada bulan Ramadhan. Qira`ah yang dibawakannya sungguh sangat menyentuh hati. Universiti Al-Azhar sering mengundangnya untuk menghadiri majlis majlis di peringkat antarabangsa yang diadakan di Mesir. Dan juga Kementerian Wakaf Negara Mesir sering mengundangnya untuk menjadi  antara peserta Majlis Tilawah Al- Quran peringkat anatarabangsa. Banyak sekali undangan-undangan yang diterimanya dari para presiden dan raja negara-negara Arab dalam rangka mengisi acara di bahagian keagamaan, seperti maulid Nabi SAW, malam Isra` dan Mir’raj, malam tahun baru dan majlis-majlis antarabangsa yang diadakan di negara-negara mereka.
Pada tahun 1945, Sheikh Mahmud Ali Al Banna berkongsi di Kaherah, di mana beliau mula belajar muzik dan Maqams Sheik Darwish Al-Hariri.Pada tahun 1947, beliau menjadi qari Persatuan belia Islam dan memperkenalkan semua perayaan persatuan.Setahun kemudian, ramai selebriti yang hadir pada mesyuarat persatuan seperti Maher Pasha, Prince Abdelkrim El Khatabi  meminta beliau menyertai radio Mesir.Pada tahun 1948, Sheikh Al Banna menyertai radio Mesir, bacaan secara langsung pertamanya dikeluarkan pada Disember tahun yang sama. Beberapa tahun kemudian beliau menjadi salah seorang Qari terkenal dari Mesir.
Selain itu, Mahmoud Ali Al Banna melawat beberapa negara-negara Islam dan negara-negara di dunia. Beliau membaca dan membaca al-Quran ke Mekah, Al Haram Al Qudsi, Masjid Umayyah, masjid di Berlin pada tahun 1978 .Sheikh Al Banna adalah antara aktivis untuk mewujudkan kesatuan pemain dan telah dipilih sebagai naib presiden pada penubuhannya pada tahun 1984.

KEWAFATAN QARI SHEIKH MAHMOUD ALI L-BANNA

Sheikh Mahmoud Ali Al Banna meninggal dunia 20 JULAI 1985 (3 Zu Al Qi3da 1405 AH) dan telah dikebumikan di tempat kudus masjid di kampung kelahirannya Shoubrabas.Pada tahun 1990, Presiden Mesir memberi namanya kepada harga Sastera dan Sains.
Ada juga yang menceritakan bahawa, beberapa hari sebelum wafat, ia meminta pena dan kertas dari putranya, Ahmad dan berkata: “Tulislah semua yang kukatakan!” Ia berpesan tentang cara mentasyyi’ jenazahnya. Di samping itu, ia juga berpesan supaya harta-hartanya dibagi secara hukum waris Islam. Setelah menutup surat wasiatnya, putranya berkata kepadanya: “Apakah ada permintaan lain yang bisa kulakaukan?” Di tengah-tengah rintihan tangis orang-orang yang hadir di situ, ia hanya meminta satu Al Quran disertakan dengan jenazahnya supaya ia menjadi temannya di alam kubur. Sebagai penghormatan atas jasa dan nama baiknya, pemerintah setempat menjadikan namanya sebagai nama sebuah jalan di salah satu tempat di Mesir.


No comments:

Post a Comment